Maju mapan

Rabu, 21 Desember 2016

Pupuk Bokashi

Pengertian BOKASHI

BOKASHI adalah pupuk organik yang dapat digunakan sebagai pupuk dasar atau pun pupuk susulan. Bokashi digunakan untuk segala jenis tanaman. Bahan - bahan untuk pembuatan BOKASHI Dapat dikombinasikan sesuai kebutuhan.

Fungsi BOKASHI:



Menyuburkan dan memperbaiki struktur tanah.Meningkatkan daya tumbuh tanaman.Menghambat penyakit pada tanaman.Memperbaiki mutu buah ( menambah rasa manis dan buah tidak mudah busuk )

Kandungan unsur hara dalam Bokashi :

N : 2,35 % P : 3,58 % K : 0,96 %

Bokashi Cair Hewani


Bahan:

30 kg Pupuk kandang (kotoran kambing, ayam, sapi, dll).

Jeroan ikan ( lebih banyak lebih baik ).

1 liter EM-4 ( bioaktivator )

1 kg Gula pasir, gula merah, tetes tebu

1 kg Terasi

200 liter Air bersih

5 liter air kelapa ( lebih muda lebih baik )

5 liter air Leri ( air cucian beras )


Tahapan Pembuatan:

1. Pupuk kandang dihaluskan, agar memperoleh hasil yang maksimal.

2. Gula pasir,Terasi,EM-4,air Leri dan air kelapa dilarutkan dalam air.

3. Pupuk kandang, jeroan ikan dan larutan gula dimasukkan ke dalam drum plastik kemudian ditambahkan air bersih hingga volumenya mencapai 200 liter.

4. Drum ditutup rapat.

5. Setiap hari dibuka dan diaduk sampai rata.

6. Jika sudah berbau seperti tape pertanda berhasil.

7.  Bokashi cair akan siap digunakan setelah 5 – 7 hari.


Penyimpanan:

Saring hasil fermentasi tadi, masukan dalam botol, tutup rapat. Sias saringan bisa menjadi pupuk padat


Aplikasi:

1 liter bokashi dicampur dengan 20 liter air bersih. Selanjutnya, siramkan pada tanah di sekitar tanaman, usahakan tidak mengenai batang dan daun pohon.




Bokashi Jerami I

Bahan :

1. Jerami, dipotong sepanjang 5-10 cm (20 bagian)

2. Dedak (1 bagian)

3. Sekam (20 bagian)

4. Gula pasir (5 sendok makan)

5. EM4 (5 semdok makan) lebih banyak lebih baik.

6.hijau dedaunan (5 bagian)

6. Air (20 liter)


Cara pembuatan :

1. Larutkan EM4 dan gula kedalam air

2. Campur jerami, sekam, hijau dedaunan dan dedak sampai merata

3. Siram adonan dengan larutan EM 4 sampai kandungan air adonan mencapai 20 % atau bila adonan dikepal air tidak menetes dari adonan, dan bila kepalan dilepas adonan akan megar.

4. Adonan digundukkan di atas ubin kering dengan ketinggian 15-20 cm kemudian ditutup dengan karung goni/plastik  selama 3-4 hari.

5. Suhu adonan dicek setiap 5 jam sekali. Pertahankan suhu adonan 40-50 o C, bila suhu lebih dari 50 o C karung penutup dibuka lalu adonan dibolak-balik kemudian kembali ditutup.

6. Setelah 7 hari bokashi selesai terfermentasi dan dapat digunakan sebagai pupuk.


Penyimpanan:

Masukkan bokashi dalam kantong plastik lalu tutup rapat-rapat.


Aplikasi:

Bokashi dapat disebar merata di atas permukaan tanah dengan dosis 2 genggam /meter persegi. Pada tanah yang kurang subur dapat diberikan lebih banyak. Kemudian tanah dicangkul atau dibajak, untk mencampurkan bokashi. Pada tanah sawah pemberian bokahi dilakukan pada saat pembajakan dan setelah tanaman berumur 14 hari dan 1 bulan. Setelah bokashi disebar, semprotkan 2 cc EM4/Liter air ke dalam tanah. Seminggu kemudian bibit siap ditanam.

Untuk tanaman buah-buahan, bokashi disebar merata di permukaan tanah/perakaran tanaman. Penyiraman dengan EM 4 (2 cc EM4/Liter ) dilakukan tiap 2 minggu sekali


1. jerami 10 kg (bisa juga rumput/tanaman kacangan) (ukuran 5-10 cm).

2. dedak 0,5 kg dan sekam 10 kg.

3. EM4 2 sendok makan (10 ml).

4. Molase / gula 2 sendok makan (10 g).

5. Ragi tape 1butir.

6. Air secukupnya.


Cara pembuatan :

1. buat larutan dari EM4, molase/gula, ragi tape dan air  5 liter air. Inkubasikan selama 48 jam.

2. bahan jerami, sekam dan dedak dicampur merata di atas lantai yang kering.

3. bahan disiram larutan tadi secara perlahan dan bertahap sehingga terbentuk adonan.

4. Masukkan adonan ke dalam drum.

5. Tambahkan air hingga penuh dan tutup rapat selam seminggu.

6. bokashi yang sudah jadi sebaiknya langsung digunakan.

Bokashi jerami sangat baik untuk melanjutkan proses pelapukan mulsa dan bahan organik lainnya di lahan pertanian. Bokashi jerami juga sesuai untuk diaplikasikan di lahan sawah.

Selamat mencoba....

Semoga bermanfaat....

Menanam Tomat

Kegunaan buah tomat di Indonesia lebih merujuk sebagai bumbu masakan, terkadang menjadi lalapan ataupun dikonsumsi dalam bentuk buah. Di bidang lain tomat memainkan peran sebagai pemberi nutrisi berupa vitamin C yang bermanfaat bagi kulit untuk mengecilkan pori-pori serta mencerahkan kulit. Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras, miskin unsur hara mikro serta hormon, pemupukan tidak berimbang, serangan hama, penyakit, pengaruh cuaca dan iklim, serta teknis budidaya yang kurang tepat...

A. FASE PRA TANAM
1. Syarat Tumbuh :

Tomat dapat ditanam di dataran rendah/dataran tinggi.Tanahnya gembur, porus dan subur, tanah liat yang sedikit mengandung pasir dan pH antara 5 – 6.Curah hujan 750  -1200 mm / tahun, curah hujan yang tinggi dapat menghambat persarian.Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan tanaman yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak, tetapi juga akan merangsang mikroorganisme pengganggu tanaman dan ini berbahaya bagi tanaman.

2. Pola Tanam

Dianjurkan tanam sistem tumpang sari atau tanaman sela untuk memberikan keadaan yang kurang disukai oleh organisme jasad pengganggu. Tanaman yang dianjurkan adalah jagung, kubis, kacang - kacangan.

3. Penyiapan Lahan

Pilih lahan gembur dan subur yang sebelumnya tidak ditanami tomat, cabai, terong, tembakau dan kentang .Untuk mengurangi nematoda dalam tanah genangilah tanah dengan air selama dua minggu bila pH rendah berikanlah kapur dolomite 150 kg/1000 m2 dan disebar serta diaduk rata pada umur 2-3 minggu sebelum tanam. Buatlah bedengan selebar 125-140cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm untuk barisan tunggal. Buatlah parit selebar 20-30 cm diantara bedengan dengan kedalaman 40 cm untuk pembuangan air. berikan pupuk dasar 4 kg Urea / ZA + 7,5 kg TSP + 4 kg KCl per 1000 m2 diatas bedengan, aduk dan ratakan dengan tanahAtau jika pakai Pupuk Majemuk NPK (15_15_15) dosis ± 20 kg / 1000 m2 dicampur rata dengan tanah di atas bedengan. Taburkan sedikit TRIKODERMA SP di permukaan bedengan. Jika pakai Mulsa plastik, tutup bedengan selama 5-7 hari. Sebelum tanam buat lubang tanam dengan jarak 60 x 80 cm atau 60 x 50 cm di atas bedengan, diameter 7-8 cm sedalam 15 cm

4. Pemilihan Bibit

Bibit berdaun 5-6 helai daun (25-30 hari setelah semai) pindahkan ke tempat yang disediakan. Untuk mengurangi stress awal pertumbuhan perlu disiram dulu pada sore sehari sebelum tanam atau pagi harinya (agar lembab). Pilihlah benih yang tegak dan seger.

B. FASE PERSEMAIAN

Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah dan pupuk kandang dengan ukuran satu banding satu . Masukkan dalam polibag plastik atau contongan daun pisang. Masukkan satu per satu benih dalam polibag. Setelah benih berumur 8-10 hari , pilih bibit yang baik, tegak dan sehat untuk dipindahkan ke lahan yang telah disediakan.  Penyiraman dilakukan setiap sore antara jam 3 - 5 (lihat kondisi tanah).

C. FASE TANAM

Bedengan sehari sebelumnya diairi ( dilep ) dahulu. Bibit siap tanam umur 3 – 4 minggu, berdaun 5-6 helai daun. Penanaman dilakukan sore hari agar tidak mengalami stres. Buka polibag plastik, Benamkan bibit secara dangkal pada batas pangkal batang dan ditimbun dengan tanah di sekitarnya. Sulam tanaman yang mati sampai berumur 2 minggu, caranya tanaman yang telah mati, rusak, layu atau pertumbuhannya tidak normal dicabut, kemudian dibuat lubang tanam baru, dibersihkan dan bibit ditanam. Pengairan dilakukan tiap hari sampai tomat tumbuh normal (Jawa : lilir), Dengan tambahan POC (pupuk organik cair). hati-hati jangan sampai berlebihan karena tanaman bisa tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit. Amati hama seperti ulat tanah dan ulat grayak. Jika ada serangan semprot dengan pestisida alami. Amati penyakit seperti penyakit layu Fusarium atau bakteri dan busuk daun , kendalikan dengan menyemprot pestisida . Untuk penyakit Virus, kendalikan vektornya seperti Thrips, kutu kebul (Bemissia tabaci), banci ( Aphis sp.), Kutu persik (Myzus sp.) dan tungau (Tetranichus sp.) dengan menyemprot Natural BVR atau Pestona secara bergantian. Pasang ajir sedini mungkin supaya akar tidak rusak tertusuk ajir dengan jarak 10-20 cm dari batang tomat.

D. FASE VEGETATIF

Jika tanpa mulsa, penyiangan dan pembubunan pada umur 28 hari. bersamaan penggemburan dan pemberian pupuk susulan diikuti pengguludan tanaman. Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu semenjak tanam, diberi pupuk Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman (1-2 gram), berikan di sekeliling tanaman pada jarak ± 3 cm dari batang tanaman tomat kemudian ditutup tanah dan siram dengan air. Pemupukan kedua dilakukan umur 2-3 minggu sesudah tanam berupa campuran Urea dan KCl (± 5 gr), berikan di sekeliling batang tanaman sejauh ± 5 cm dan sedalam ± 1 cm kemudian ditutup tanah dan siram dengan air. Bila umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk Urea dan KCl lagi (7 gram). Jarak pemupukan dari batang dibuat makin jauh ( ± 7 cm).Jika pakai Mulsa tidak perlu penyiangan dan pembubunan serta pupuk susulan diberikan dengan cara dikocorkan. Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari. Amati hama dan penyakit seperti ulat, kutu-kutuan, penyakit layu dan virus, jika terjadi serangan kendalikan seperti pada fase tanam. Semprotkan POC  (4-5 tutup) per tangki atau POC  (3-4 tutup) + HORMONIK ZPT (1 tutup) setiap 7 hari sekali. Tanaman yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat pada ajir dan setiap bertambah tinggi + 20 cm harus diikat lagi agar batang tomat berdiri tegak. Pengikatan jangan terlalu erat dengan model angka 8, sehingga tidak terjadi gesekan antara batang dengan ajir yang dapat menimbulkan luka.

E. FASE GENERATIF (30 – 80 HST)
1. Pengelolaan Tanaman

Jika tanpa mulsa penyiangan dan pembubunan kedua dilakukan umur 45-50 hari. Untuk merangsang pembungaan pada umur 32 hari lakukan perempelan tunas-tunas tidak produktif setiap 5-7 hari sekali, sehingga tinggal 1-3 cabang utama / tanaman. Perempelan sebaiknya pagi hari agar luka bekas rempelan cepat kering dengan cara; ujung tunas dipegang dengan tangan bersih lalu digerakkan ke kanan-kiri sampai tunas putus. Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting, sedangkan tanaman yang tingginya terbatas perempelan harus hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel sehingga tanaman tidak terlalu pendek. Ketinggian tanaman dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah mencapai 5-7 buah.Semprotkan POC  dan HORMONIK setiap 7-10 hari sekali. Agar tidak mudah hilang oleh air hujan dan merata tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan dosis 5 ml ( 1/2 tutup)/tangki.

2. Pengamatan Hama dan Penyakit

Ulat buah (Helicoperva armigera dan Heliothis sp.). Gejala buah berlubang dan kotoran menumpuk dalam buah yang terserang. Lakukan pengumpulan dan pemusnahan buah tomat terserang, semprot dengan PESTONA.Lalat buah (Brachtocera atau Dacus sp.).Gejala buah busuk karena terserang jamur dan bila buah dibelah akan kelihatan larva berwarna putih. – – Bersifat agravator, yaitu sebagai vektornya penyakit jamur, bakteri dan Drosophilla sp. Kumpulkan dan bakar buah terserang, gunakan perangkap lalat buah jantan (dapat dicampur insektisida).Busuk daun (Phytopthora infestans), bercak daun dan buah (Alternaria solani) serta busuk buah antraknose (Colletotrichum coccodes). Jika ada serangan semprot dengan Natural GLIO.Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami (PESTONA, GLIO, VITURA) belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. Busuk ujung buah. Ujung buah tampak lingkaran hitam dan busuk. Ini gejala kekurangan Ca ( Calsium). Berikan Dolomit.

F. FASE PANEN & PASCA PANEN

Panen pada umur 90 hari dengan ciri; kulit buah berubah dari warna hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua mengering, batang menguning, pada pagi atau sore hari disaat cuaca cerah. Buah dipuntir hingga tangkai buah terputus. Pemuntiran buah dilakukan satu-persatu dan dipilih buah yang siap petik. Masukkan keranjang dan letakkan di tempat yang teduh. Interval pemetikan 2-3 hari sekali. Supaya tahan lama, tidak cepat busuk dan tidak mudah memar, buah tomat yang akan dikonsumsi segar dipanen setengah matang. Wadah yang baik untuk pengangkutan adalah peti-peti kayu dengan papan bercelah dan jangan dibanting. Waspadai penyakit busuk buah Antraknose, kumpulkan dan musnahkan. Buah tomat yang telah dipetik, dibersihkan, disortasi dan di packing lalu diangkut siap untuk konsumsi